Karir dan Prospek Jurusan THP kedepan.

tekpang.
Teknologi Pangan.

Sebelumnya saya terlebih dahulu meminta izin ke pada Mbak Ina Liem karena selaku pemiliki artikel yang syah,dan saya hanya mengopasnya saja,bukan untuk tujuan tertentu hanya untuk berbagi saja 

Ini artikel merupakan kelanjutan dari artikel “Mengenal Jurusan Teknologi Hasil Pertanian” mungkin sebagian teman ingin lebih jauh mengenal bagaimana prospek Teknologi Hasil Pertanian ke depan,atau mungkin sebagian teman – teman yang sudah duduk di kursi perkuliah namun belum tahu Apa itu Teknologi Hasil Pertanian dan bagaimana prospeknya kedepan.

Harapannya kedepan mengambil Jurusan Teknologi Hasil Pertanian tidak lagi menjadi Kambing Hitam atau pelarian tetapi benar – benar dari hatinurani,
ingat "Takdir Kita Tidak Pernah Salah atau ketuker dengan yang lain"

KARIR

Setelah lulus food tech atau teknologi Pangan, ada dua jalur karir di pabrik, yakni Quality Assurance (bagian pengendalian mutu) dan Product Development (bagian Pengembangan Produk).

Kebanyakan sarjana yang baru lulus diterima bekerja di bagian Pengendalian Mutu. Mereka bertugas memastikan apakah proses pengolahan makanan di pabrik berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Di pabrik yang membuat es krim misalnya, seorang staf pengawas mutu harus memastikan bahwa es krim yang dihasilkan telah melewati proses yang higienis dan dengan kandungan bahan makanan yang tidak merugikan. Pengawasan juga dilakukan sampai di tahap pengepakan, bahkan pengiriman produk.

Bagian ini biasanya membutuhkan cukup banyak lulusan Teknologi Pangan. Untuk satu jenis produk kadang-kadang diperlukan 15 orang pengawas mutu. Jadi kebanyakan sarjana jurusan ini memang mengawali karirnya di bagian ini.

Pengembangan Produk

Bidang lainnya adalah Product Development. Ini bagian yang lebih elit. Tidak mudah langsung diterima di bagian ini. Disamping perlu pengetahuan mumpuni, bidang ini menyangkut rahasia resep produk. Perusahaan selalu berhati-hati memilih orang yang tepat untuk bagian ini.

Karena posisinya yang sangat strategis, mereka sering berhubungan dengan para pemimpin puncak di perusahaan. Dengan demikian mereka berpeluang mendapat kenaikan tingkat lebih cepat dibandingkan para staf di QA. 

Posisi tertinggi yang bisa diraih staf di bagian ini adalah Chief Technical Officer atau Direktur Teknik.

Karena tidak mudah masuk ke bagian ini dan posisinya yang penting, standard gajinya tentu lebih  tinggi. Jumlah sarjana yang diterima di bagian ini biasanya lebih sedikit. Misalnya untuk 1 jenis produk hanya diperlukan 2 staf Pengembangan Produk saja. Kalau sebuah perusahaan memproduksi 10 macam produk, maka jumlah staf di bagian ini paling banter 20 orang.

PROSPEK Jangka Panjang

Para sarjana Food Tech, terlebih mereka di bagian pengawasan mutu, jarang terlihat oleh para pimpinan perusahaan. Yang sering bertemu dan berhubungan langsung dengan para pucuk pimpinan adalah staf di bagian Sales atau Marketing atau Finance. Orang Food Tech lebih sering behind the scene alias berada di belakang layar. Ini tentu berkaitan dengan peluang karir untuk mendapatkan posisi lebih tinggi.

Menurut Indradi Sadhani, sarjana Food Technology lulusan Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. Ada kecenderungan bahwa pekerjaan yang ditangani para sarjana Food Tech ini sering kali bisa digantikan oleh lulusan Teknik Kimia. 

Memang, ini tergantung pada jenis produk dan kebijakan pimpinan. Baru belakangan ini di Australia lulusan Food Tech mulai banyak dicari karena ada beberapa hal, terutama yang menyangkut nutrisi, yang kurang dipahami lulusan Teknik Kimia.

Masih menurut Indradi, belakangan sarjana Food Tech banyak berperan sebagai Project Manager, bukan mengembangkan produk. Alasannya, di banyak pabrik makanan,  kebutuhan bahan makanan tertentu dipesan dari perusahaan lain dalam bentuk jadi.

Misalnya di pabrik udang tepung dalam kemasan, dari pada membuat tepung sendiri, pabrik memesan tepung dari perusahaan lain yang lebih handal soal ini karena memang spesialisasinya hanya membuat tepung. Jadi para sarjana Food Tech lebih banyak berperan dalam proses pemesanan seperti misalnya menentukan jenis bahan yang diperlukan, komposisi di dalamnya, kapan mesti diterima, dalam kondisi seperti apa, dan lain-lain.

Jurusan ini untuk siapa?

Kesimpulannya, bagi beberapa kalangan, jurusan ini tidak mencetak tenaga kerja yang cepat menuju pucuk pimpinan. Dengan kata lain, jurusan ini kurang cocok bagi mereka yang berambisi pada kedudukan di perusahaan.

Namun bagi mereka yang punya hasrat (passion) kuat di bidang makanan, kesehatan, sains, dan biologi, dan ingin hidup dan bekerja dengan tenang dan “adem ayem”, tidak suka stress karena dikejar-kejar target, bidang ini bisa jadi pilihan yang menarik.  Sekalipun demikian bukan lantas berarti ini pekerjaan yang mudah. Tanggung jawab profesinya tetap saja besar.


Sumber   : http://jurusanku.com
                  Mbak Ina Liem.


7 komentar:

  1. Terjawab sudah apa yang selama ini kuinginkan...
    Makasihh

    BalasHapus
  2. Terjawab sudah apa yang selama ini kuinginkan...
    Makasihh

    BalasHapus
  3. Kak mau tanya , berarti teknologi pangan dan teknologi hasil pertanian itu sama ya ?

    BalasHapus
  4. Dr d3 tehnik hasil pertanian bids transfer ke s1 tehnik pangan?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.